
Mentari pagi terlalu indah untuk ku sambut hanya dengan senyuman
Semilir angin terlalu syahdu untuk mengawal rasa rindu
Daun yang berguguran seakan tak sabar untuk bertemu
Kau… Mendekatlah, mari merenung sejenak
Pandanglah wajah mereka
Anak tak berdaya dibarisan terdepan terluar Indonesia
Tengoklah…. Betapa fakir ilmu diri itu
Berselimut asa
Merangkai hidup penuh onak dan duri
jangankan untuk berseragam sekolah
berangkat sekolah saja sudah syukur
jangankan untuk menuntut ilmu
untuk bertahan hidup, diri pun tak sanggup
jangankan untuk berprestasi
bisa baca tulis itu sebuah kebanggaan
jangankan untuk menyanyikan lagu kebangsaan
membaca pun masih terbata-bata
dadaku bergemuruh… nafasku tersengal
tatkala kupandangi mereka menerjang derasnya hujan
bahkan melawan arus sungai
tuk sampai bangku sekolah
sejauh apapun kaki menapak, itu menguatkan
sejauh mata memandang, hanya tatapan penuh harap
sejuta tanya tak terpecahkan
mengapa terjadi?
Sesekali terungkap cerita, hatiku merana
Kemana kau, wahai pemuda?
Saat bumi pertiwi merintih
Dimana kau?
Mana janjimu yang selalu kau ucapkan lewat lagu nasionalmu
Sejauh mata memandang
Harapan masih terbentang
Secuil ilmu sejuta mimpi
Mari beraksi tuk bangun negeri
Salam MBMI
Komentar
Posting Komentar